Kesederhanaan Budi Hartono sang Miliarder Djarum Group
mesinkemasan.co – Di usianya yang menginjak ke -71 tahun, Robert Budi Hartono mengantongi kekayaannya hingga 6,5 miliar dolar. Karena bisnis properti, tembakau yang perankan sukses besar. Budi Hartono lantas menjadi orang terkaya di Indonesia hingga saat ini.
Bisnis Budi berawal dari perusahaan rokok yang diwarisi dari kakaknya; Djarum. Dan sang kakak memperoleh warisan itu dari ayahnya, Oei Wie Gwan. Di tahun 1951 Wie Gwan membeli usaha rokok, yang bernama Djarum Gramophon. Dengan memiliki 10 orang tenaga kerja, dia mulai menciptakan cita rasa baru, lantas menghapus kata Gramaphon dari merek rokok tersebut. Wie Gwan memasarkan dan melinting sendiri rokok Djarum, anak-anaknya menyaksikan keuletan ayah mereka, termasuk Budi.
Ketika tiba waktunya usaha tersebut diserah terimakan dan diambil alih. Terjalinlah kerjasama antara Bambang dan Budi, yang berhasil membesarkan Djarum. Setelah terjadi kebakaran yang menghanguskan pabrik mereka, di tahun 1960. Itu ialah masa sulit di mana Bambang dan Budi menjalani garis hidup yang diputar balik Tuhan. Terlebih prasangka yang sedang memburuk oleh masyarakat akan keturunan Tionghoa. Tak ragu lagi, maka mereka memutuskan keluar dari Universitas Diponegoro dan lebih memilih menyelamatkan usaha keluarga. Berbagai ujian ditimpa, mereka tidak menyerah, justru ujian tersebut melipatgandakan semangat. Terobosan baru diciptakan pada industri rokok, mereka berhasil merubah masa sulit menjadi masa untuk bangkit.
Di bawahi oleh kepemimpian kakak beradik tersebut, teknisi dan professional asing di datangkan untuk member pelatihan pada karyawan. Djarum kemudian menjadi perusaan rokok pertama di Indonesia, yang mempunyai divisi riset dan penelitian yang merambah ke pasar luar negeri. Djarum mengadaptasi mesin rokok putihnya guna memproduksi rokok kretek. Pembukuan modern dan perbaikan manajemen, disusun. Di tahun 1972 Djarum berhasil menciptakan merek khusus untuk pasar Internasional.
Usaha-usaha yang Babang dan Budi jalankan, membuahkan hasil. Djarum Super dilempar pada tahun 1984, di empat tahun ke depan Djarum Super mampu menguasai 31 % pasar kretek. Yang otomatis merek rokok kreteknya menjadi nomor satu di Indonesia. Acungan jempol untuk keduanya karena keberhasilan tersebut , tidak pernah memicu perpecahan. Keduanya menjadi mitra kerja yang kompak tanpa ada yang merasa siapa paling hebat.
Djarum Group kini merambahkan bisnisnya pada sektor lain. Saham kepemilikan Kompleks Gran Indonesia, saham BCA, dan Global Digittal Prima Ventures, yang menjadi salah satu pemilik Kaskus, di mana menjadi situs terpopuler di Indonesia. Di luar bisnis yang ditekuni, Budi Hartono terkenal memiliki kepedulian yang tinggi di olahraga bulutangkis. Djarum mendirikan pusat pelatihan bulutangkis, di Kudus. Di mana pebulutangkis-pebulutangkis terlahir dan berlaga di tingkat nasional maupun internasional.
Terlepas dari itu semua, kesuksesan dan kekayaan yang dimiliki Grup Djarum milik Budi Hartono. Ia adalah pribadi yang menghindar dari sorotan publik. Tetapi bagi orang yang baru saja mengenal, akan terkaget, mendapati pembawaannya yang santai, nada bertuturnya halus juga selalu rendah hati. Jamuan malam jika ada acara, ia selalu mengucapkan terima kasih secara pribadi kepada setiap orang yang menjadi tamunya. Tanpa memandang jabatan ataupun status, Budi Hartono juga tidak berbangga diri jika pergi ke Jakarta untuk mengendarai mobil mewah. Malah dia menggunakan minibus bersama stafnya. Dalam keseharian, ia pribadi berintegritas tanpa perlu memarekan kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya.
Kesederhanaan dan kesetaraan sama tanpa membedakan, adalah nilai-nilai yang ditanamkan kepada anak-anaknya. Victor, kini menjadi penerus kepemimpinan Grup Djarum. Victor sering bertukar pikiran dan berbincang-bincang dengan para atlit di gedung olah raga, Kudus. Agar hal-hal baik terus dimajukan, untuk program pembinaan bulutangkis. Anak-anak Budi juga sangant menghargai waktu, pada pertemuan dan acara apa pun. Sang miliarder Robert Budi Hartono, ternyata hidup sederhana di balik predikatnya sebagai orang yang terkaya di Indonesia.