Harga Minyak Hingga Akhir 2015? Ini Ramalannya
TOKYO – Harga minyak mungkin masih akan berada di tren pelemahan hingga tahun depan karena pasokan yang masih melimpah. Apalagi, perusahaan minyak AS tengah berencana genjot produksi hingga tahun depan.
Tapi, Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan harga minyak di level US$40 per barel sampai dua kuartal awal tahun ini disebut terlalu rendah.
Damien Courvalin, analis Goldman Sachs, mengatakan permintaan minyak pada 2015 kemungkinan akan naik seiring pertumbuhan ekonomi global dan harga minyak rendah. Tapi, pertumbuhan permintaan masih rentan untuk kembali menyusut ke depannya.
“Kami melihat harga minyak masih berpotensi turun untuk ke depannya, meskipun permintaan dalam jangka dekat saat ini memang berpotensi naik,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Senin (9/3/2015).
Harga minyak seharusnya mulai terkerek seiring gangguan cuaca yang berpotensi menghambat produksi dan permintaan yang mulai tumbuh.
Namun, penguatan dolar AS dan rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve (the Fed) membuat perusahaan minyak Amerika Serikat (AS) saat ini berencana meningkatkan modal dan mengurangi utang.
Itu menandakan aktivitas eksplorasi minyak di AS masih berlanjut dan pasokan berpotensi kembali melimpah.
Goldman Sachs melaporkan harga minyak mungkin tidak akan mencapai US$65 per barel pada 2016 sesuai dengan proyeksi sebelumnya. Pasalnya, perusahaan minyak AS mulai agresif untuk meningkatkan produksi dan itu menjadi pertanda buruk untuk harga miyak.
“Para produsen AS itu akan terus meningkatkan produksi dari tahun ini hingga tahun depan, jadi pasar minyak sulit kembali stabil,” ujarnya. (dikutip dari www.bisnis.com)